Khutbah Jum'at; Makalah; News; Opini
Pengaruh Media Sosial Terhadap Konflik Keagamaan di Masyarakat oleh Syukur Widodo _PondokLentera
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pengaruh Media Sosial Terhadap Konflik Keagamaan di Masyarakat oleh Syukur Widodo _pondoklentera
dok. pondoklentera |
Pengaruh Media Sosial Terhadap Konflik Keagamaan di Masyarakat
NAMA : SUKUR WIDODO, S.Pd.I
NIP : 198006292009011008
JABATAN : PENYULUH AGAMA ISLAM AHLI MUDA
GOL : III/c
UNIT KERJA : KANKEMENAG KABUPATEN PURWOREJO
KABUPATEN PURWOREJO
TAHUN 2023
ABSTRAK
Sukur Widodo, Pengaruh Media Sosial Terhadap Konflik Keagamaan di
Masyarakat. Karya Tulis Ilmiah. Purworejo: Penyuluh
Agama Islam Ahli Muda Kankemenag Kabupaten Purworejo.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk
mendiskripsikan dan menganalisis pengaruh media social terhadap konflik
keagamaan di masyarakat di wilayah Kabupaten Purworejo. Dengan hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berarti bagi upaya Kementerian Agama
khususnya dan pemerintah pada umumnya, dalam rangka menciptakan kerukunan antar
agama dan kerukunan umat beragama untuk menjaga NKRI.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan
mengambil latar kondisi masyarakat di lingkungan Kab. Purworejo serta penyebaran berita dan informasi di
berbagai media social. Pengumpulan di lakukan dengan pengamatan dan
dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan metode analisis induktif.
Hasil penelitian menunjukkan: 1). Sosial
media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan
secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa
dibatasi ruang dan waktu. 2). Konflik
Keagamaan adalah perselisian
atau pertikaian, yang berkaitan dengan nilai, klaim, dan identitas yang
melibatkan isu, slogan maupun ungkapan keagamaan. Penyebab konflik adalah;
perbedaan antar perorangan, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan,
perubahan sosial. 3). Media sosial sangat berpengaruh terhadap konflik
keagamaan, dengan adanya berita palsu atau hoax. Karena memang ada yang
diuntungkan dengan menciptakan berita- berita palsu.
I. Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Teknologi informasi, berkembang begitu
cepatnya. Salahnya adalah adanya media social. Dengan media social manusia dengan
mudah mendapatkan informasi, begitu juga juga sebaliknya. Dengan media social
manusia dengan mudah dan cepat menyebarkan informasi.
Yang menjadi titik krusial permasalahan di
sini adalah, tidak semua informasi atau berita yang disebarkan itu positif,
bahkan banyak yang negatife. Sering berita yang diinformasikan sengaja di
manipulasi dan putarbalikkan faktanya. Tentu hal ini, dapat menyebabkan konflik
dimasyarakat.
Tentu hal di atas mencakup berita palsu
atau hoax yang mengatasnamakan agama, maupun menggunakan identitas dan symbol
agama. Maka, akan sangat mengganggu ketentraman dan kerukunan dalam kehidupan
bermasyarakat, beragama dan bernegara.
Berkenaan hal- hal di
atas, maka perlu penelitian “Pengaruh Media Sosial Terhadap Konflik Keagamaan”, supaya kita dapat
mengetahui dampaknya. Minimal, mampu meminimalisir atau mereduksi konflik
keagamaan itu.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa media
social itu?
2. Mengapa
terjadi konflik keagamaan?
3. Apakah ada
pengaruh media social terhadap konflik keagamaan?
C. Tujuan
Penelitian
1. Untuk
memahami tentang media social.
2. Mengetahui
dampak positif dan negative media social, sebagai referensi dalam menyampaikan
materi bimbingan dan penyuluhan.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Media Sosial
Sosial
media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan
secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa
dibatasi ruang dan waktu.[1]
Maka
dapat disimpulkan, media sosial merupakan sebuah sarana yang dapat digunakan
untuk menyebarkan berita atau informasi seketika itu juga, kejadian atau
peristiwa, opini dll, di belahan dunia manapun, tanpa sekat ruang dan waktu.
Dari pengertian ini dapat kita fahami, bahwa media sosial memiliki dampak yang
positif sekaligus dampat negative, tergantung dari pengguna serta tingkat
pendidikan pengguna.
B. Mengapa
Terjadi Konflik Keagamaan
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik adalah percekcokan, perselisihan,
dan pertentangan.[2]
Adapun konflik
keagamaan dapat didefinsikan sebagai suatu perseteruan maupun pertikaian
berkaitan dengan aksi damai maupun kekerasan fisik yang berkaitan
dengan nilai, klaim, dan identitas yang melibatkan isu, slogan maupun ungkapan
keagamaan.[3]
Maka, dapat ditarik
kesimpulan dari pengertian di atas, bahwa konflik keagamaan adalah perselisihan
dan pertentangan dengan diksi maupun symbol- symbol agama.
Faktor penyebab terjadinya konflik
Ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan terjadinya konflik sosial
dalam kehidupan masyarakat. Berikut faktor-faktor penyebabnya:
1. Perbedaan antar perorangan, dikutip situs Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud), perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan
perasaan, pendirian, atau pendapat.
2. Perbedaan kebudayaan, setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda,
seperti perilaku atau tata sikap. Konflik bisa terjadi karena kelainan tata
sikap dan perilaku sosialnya. Jika tidak ada titik temu atau kesepakatan akan
konflik akan meluas. Perbedaan kebudayaan identik dengan daerah yang berbeda.
Tidak menutup kemungkinan mereka yang berasal dari daerah yang sama memiliki
kebudayaan yang berbeda karena kebudayaan lingkungan keluarga yang
membesarkannya tidaklah sama. Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan bisa
membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Pemikiran dan pendirian yang berbeda
akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik bahkan
kekerasaan sosial.
3. Perbedaan kepentingan, adanya perbedaan kepentingan bisa menjadi
munculnya konflik sosial. Karena kepentingan itu sifatnya esensial bagi
kelangsungan hidup itu sendiri. Ketika individu berhasil memenuhi
kepentingannya, maka akan merasakan kepuasan. Sebaliknya ketika mengalami
kegagalan dalam memenuhi kepentingannya maka akan menimbulkan masalah baik bagi
dirinya maupun lingkungannya.
4. Perubahan sosial, yang terlalu cepat Konflik sosial bisa terjadi dampak
dari revolusi atau perubahan sosial yang terlalu cepat di masyarakat. Konflik
adalah salah satu penyebab perubahan sosial yang cepat di atas. Bila kasus
revolusi dijadikan acuan, konflik adalah faktor penggerak revolusi.
Sebuah revolusi
biasanya diawali oleh rentetan atau gelombang aksi-aksi demonstrasi yang
dilakukan oleh sekelompok orang. Perubahan-perubahan yang terjadi secara cepat
dan mendadak akan membuat keguncangan di masyarakat. Bahkan bisa terjadi upaya
penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan
kehidupan masyarakat yang telah ada.[4]
Dan memang konflik dalam kehidupan termasuk
dalam ranah keagamaan, adalah kondisi yang tak bisa dihindarkan. Bahkan telah
menjadi bagian dari fitroh umat manusia hidup di dunia yang hidup dengan
perbedaan dan keragaman.
Sebagaimana di kemukakakan oleh M. Quroish
Shihab. “Saudara keragaman dan perbedaan adalah keniscayaan yang dikehendaki
Allah untuk seluruh makhluk, termasuk manusia. Sebagaimana Firman Allah SWT[5]: QS. Al-Ma'idah : 5: Ayat 48.[6]
Berdasar uraian di atas, maka keberagaman
dan perbedaan merupakan sebuah keniscayaan, entah itu secara fisik, geografi,
sosiologi antropologi, psikologi, pengetahuan serta pemahaman dan lain- lain.
Keberagaman dan perbedaan manusia tersebut tentu merupakan sebuah potensi yang
dapat menimbulkan konflik, dalam skala kecil maupun besar.
Terlebih Allah berfirman dalam Al Qur’an
Surat Al An’am ayat 65:
قُلْ هُوَ الْقَا دِرُ عَلٰۤى اَنْ يَّبْعَثَ عَلَيْكُمْ
عَذَا بًا مِّنْ فَوْقِكُمْ اَوْ مِنْ تَحْتِ اَرْجُلِكُمْ اَوْ يَلْبِسَكُمْ
شِيَـعًا وَّيُذِيْقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ ۗ اُنْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْاٰ يٰتِ لَعَلَّهُمْ
يَفْقَهُوْنَ
Artinya: "Katakanlah
(Muhammad), "Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas
atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang
saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang
lain." Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang
tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar mereka memahami(nya)." (QS. Al-An'am 6:
Ayat 65)[7]
Pada Surat Al Maidah ayat 48 Allah telah
menjelaskan bahwa Allah sengaja menciptakan adanya keberagaman, sebagai ujian
bagi manusia. Selanjutnya pada Surat Al An’am ayat 65 Allah Kuasa untuk
mengadzab manusia dengan konflik, yaitu; mempertemukan satu golongan dengan
golongan lain yang saling merasakan keganasan. Hal ini bisa dimaknai saling
menghujat, mencaci dan menyebarkan fitnah atau hoax yang berbau agama. Yang
paling parah adalah saling bunuh, yang bisa berimplikasi kategori dosa besar
apabila membunuh tanpa haq.
Dalam kehidupan di dunia ini, tidak akan
terlepas dari konflik, dalam sekala kecil maupun besar. Maka, konflik harus
mampu diredam, diminimalisir dan dimanage. Disinilah pentingnya pemimpin,
bahkan Rosulullah SAW., memerintahkan untuk menunjuk pemimpin jika kita ada 3
orang lebih.
C. Pengaruh
Media Sosial Terhadap Konflik Keagamaan
Sebagaimana di sampaikan oleh Rhenald Kasali pada
Canal Youtubenya Rhenal Kasali “Donald Trump Akhirnya Ditangkap. Situasi Global
Berubah Lagi”, dampak dari berita disampaikan secara fake (baca; palsu), maka
akan menimbulkan: pertama, mendistorsi kebenaran. Kedua, mengikis
kepercayaan public kepada para pemimpin dan tokoh- tokoh public. Ketiga,
mengancam keselamatan umum merusak reputasi dan juga keamanan nasional. Keempat,
menimbulkan ketidakpastian informasi. Kelima, menimbulkan situasi
paradoks.
Deep Fakes: A Looming Challenge for Privacy
Democracy, and National Security “Chesney & Citron (2018)” Ada pihak yang
diuntungkan dengan menciptakan berita- berita palsu[8]
Dari uraian di atas, maka media social dapat dimanfaatkan untuk
menyebarkan berita atau informasi palsu. Maupun untuk memutar balikkan fakta
(perang hibrida) dengan tujuan konflik itu sendiri. Karena, dalam kehidupan ini
memang ada fihak- fihak yang menginginkan konflik dengan tujuan- tujuan
tertentu.
Keberadaan media social inilah, yang dapat dimanfaatkan
secara efektif, smart dan cepat serta signifikan untuk mempengaruhi
perselisihan atau pertikaian dengan simbol maupun atribut agama.
Maka dalam bermedia social kita harus,
mengecek kebenaran berita (tabayyun) dan bijak dalam bermedia social.
Sehingga konflik keagamaan tidak sampai merusak kerukunan dan persatuan bangsa.
Meminjam istilah antropologi ada istilah culture lag (ketertinggalan/
ketimpangan budaya). Hal ini tentu akan memperkeruh konflik keagamaan
dimasyarakat, sebagai dampak dari lahirnya handphone dan media social.
Untuk itu Penyuluh Agama Islam harus mampu
menguasai media social, untuk mewarnai serta meredam kesimpangsiuran berita, informasi
keagamaan yang beredar dimasyarakat. Karena memang itu memang bagian dari
tupoksi penyuluh agama islam.
III. Penutup
A. Kesimpulan
1. Sosial media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama
lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi
tanpa dibatasi ruang dan waktu.
2. Konflik
Keagamaan adalah perselisian atau pertikaian, yang berkaitan
dengan nilai, klaim, dan identitas yang melibatkan isu, slogan maupun ungkapan
keagamaan. Penyebab konflik adalah; perbedaan antar perorangan, perbedaan
kebudayaan, perbedaan kepentingan, perubahan sosial.
B. Saran
1. Penyuluh
Agama Islam harus mampu menguasai media social dan mewarnai media sosial.
2. Penyuluh harus
menjadi pelopor serta mengajak masyarakat untuk bijak dan tabayyun terhadap
berita dan informasi yang berkembang.
DAFTAR
PUSTAKA
https://bpbd.ntbprov.go.id/pages/konflik-
https://www.merdeka.com/sumut/7-jenis-media-sosial-lengkap-penjelasan-dan-contohnya-kln.html.
M. Quroish Shihab https://www.liputan6.com/news/read/3003091/quraish-shihab-keragaman-itu-keniscayaan-yang-dikehendaki-allah
Via Al-Qur'an Indonesia https://quran-id.com
[2] https://bpbd.ntbprov.go.id/pages/konflik-sosial#:~:text=Menurut%20Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia,configere%22.%20Artinya%20saling%20memukul.
[3]
http://www.pskp.or.id/2020/08/06/konflik-agama-dan-krisis-intoleransi-tantangan-atau-mimpi-buruk-keberagaman-indonesia/#
[4]
https://bpbd.ntbprov.go.id/pages/konflik-sosial#:~:text=Menurut%20Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia,configere%22.%20Artinya%20saling%20memukul.
[5]
M. Quroish Shihab https://www.liputan6.com/news/read/3003091/quraish-shihab-keragaman-itu-keniscayaan-yang-dikehendaki-allah.
[7]
* Via Al-Qur'an Indonesia
https://quran-id.com
[8]
https://youtu.be/GzrDaXns8Ww
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya